Minggu, 25 September 2011

Review Panic at the Disco : Vices & Virtues

Pada tahun 2011 ini Panic! At The Disco kembali dengan album ketiganya yang diberi judul Vices & Virtues dan ini juga merupakan album pertama mereka dengan hanya 2 personil saja yaitu Brendon Urie dan Spencer Smith. Salah satu hal terberat dengan keluarnya 2 personil mereka Ryan Ross dan Jon Walker adalah pada saat proses produksi album baru karena pada kedua album sebelumnya Ryan Rosslah yang berperan dominan sebagai penulis lyric dan untuk album ke 3 ini Brendon dan Spencer harus bekerja sama untuk mengambil alih posisi tersebut.



Setelah kurang lebih 2 tahun mulai dari proses writing hingga produksi,akhirnya Vices & Virtues sudah direlease pada tanggal 22 Maret lalu dan debut di posisi 7 dalam US Billboard 200 album. Secara keseluruhan sound dalam album ini mengingatkan kita akan musik-musik dalam album pertama mereka A Fever You Can’t Sweat Out.
Melihat lebih jauh ke dalam album yang berisi 10 track ini, Vices & Virtues diproduseri oleh 2 orang yang sudah tidak diragukan lagi kapasitasya sebagai produser album-album rock, mereka adalah Butch Walker dan John Fieldman. Melihat catatan sejarah kedua produser ini yang biasa memproduseri band-band yang mempunyai sound lebih keras dari Panic! seperti The Used, Escape The Fate, Story Of The Year hingga Bowling For Soup sehingga secara tidak langsung sound yang dihasilkan Panic! dalam album ini juga berubah menjadi lebih keras apalagi dibandingkan album-album sebelumnya dengan banyaknya penggunaa efek distorsi dalam lagu-lagunya. Album ini dibuka oleh sebuah lagu yang berjudul The Ballad Of Mona Lisa yang juga terpilih sebagai single pertama untuk album ini. Lagu ini dibuka dengan dentingan piano yang kental sekali dengan unsur Panic!nya namun penggunaan efek distorsi gitar sepanjang lagu menandakan bahwa Panic! mengalami perkembangan dari segi musikalitas. Track kedua ada sebuah lagu yang berjudul Let’s Kill Tonight. Lagu ini dibuka beat drum dengan tempo yang cukup depat dan yang cukup mencuri perhatian adalah bebunyian piano yang khas sepanjang verse serta bunyi tepuk-tepukan tangan pada bagian pre-chorus dan akhir lagu. Track selanjutnya ada Hurricane yang mempunyai intro cukup unik dan lagu ini juga memiliki beat drum dan permainan lead gitar yang catchy. Teriakan ‘Hey hey’ pada chorus-nya menjadi bagian yang memorable dan membuat lagu ini berpotensi menjadi hits apabila direlease sebagai single. Track ke 4 ada lagu berjudul Memories, lagu ini dibuka dengan raungan gitar elektrik dan chorus dalam lagu ini mengingatkan akan lagu dari Hey Monday yang berjudul Wish You Were Here. Cassadee Pope vokalis Hey Monday juga menyadari hal ini dan bahkan sempat ‘berkicau’ tentang hal ini di Twitter. Lagu selanjutnya ada Trade Mistakes yang intronya dibuka oleh permainan dari string section namun selebihnya tidak ada yang spesial dalam lagu ini. Track ke 6 ada sebuah lagu berjudul Ready To Go yang sudah ditetapkan sebagai single ke2 untuk album ini. 2 hal yang patut diperhatikan adalah lagu ini memiliki chorus yang cukup catchy dengan teriakan ‘ooo-ooo-oo-oo’ serta munculnya string section pada bagian bridge hingga akhir lagu menambah kaya sound dalam lagu ini. Track ke 7 ada Always yang intronya dibuka dengan petikan gitar akustik dan langsung disambung dengan vokal dari Brendon. Lagu ini memberi penyegaran setelah sebelumnya kita digempur oleh sound yang keras dan cepat. Maka dalam lagu ini kita bisa berisitirahat sejenak. Track selanjutnya ada The Calendar yang mempunyai chorus yang catchy serta memorable berpadu manis dengan musik yang cukup unik. Salah satu lagu terbaik dalam album ini. Track ke 9 ada Sarah Smiles yang intronya dibuka oleh sound dari harmonika dan lagu ini juga memiliki bassline yang unik dan pastinya mencuri perhatian. Track ke 10 ada lagu berjudul Nearly Witches yang intronya dibuka oleh monolog seorang wanita yang seolah-olah sebagai guru yang sedang mengajar muridnya dan disambung dengan para muridnya yang menyanyikan sebuah lagu dalam bahasa Prancis. Memiliki intro yang unik serta kayanya sound dalam lagu ini mulai dari piano, kocokan gitar, permainan lead gitar serta beat drum yang catchy semuanya membuat lagu ini menjadi penutup yang sempurna untuk album Vices & Virtues.
Penantian yang cukup panjang menantikan album baru dari Panic! At The Disco akhirnya terbayar sudah tahun ini dan kita juga bisa mendengar bagaimana Panic! At The Disco mengalami perkembangan musikalitas ke arah yang lebih baik dalam album ini. Jadi, jangan lewatkan album Vices & Virtues ini sambil berharap Panic! akan kembali mengunjungi Indonesia untuk promo album ini !!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls